Biografi Dahlan Iskan | Kisah Orang Sukses Indonesia - Hai teman pembaca setia BBI, pada perjumpaan kali ini admin akan mengajak teman tiruana untuk bahu-membahu menyimak wacana salah satu kisah inspiratih yaitu wacana biografi tokoh sukses Indonesia. Mari kita simak bahu-membahu wacana biografi Dahlan Iskan tertidak ada yang kurang diberikut ini.
Dahlan Iskan merupakan salah satu putra terbaik yang dimiliki Indonesia dikala ini. Beliau dikenal masyarakat luas lantaran keberhasilannya dalam memimpin salah satu surat kabar dikenal yaitu surat kabar Jawa Pos yang awalnya hanya koran tempat yang nyaris gulung tikar namun ditangan dinginnya sanggup menjadi koran nasional dengan angka penjualan yang sangat fantastis.
Dahlan Iskan merupakan salah satu putra terbaik yang dimiliki Indonesia dikala ini. Beliau dikenal masyarakat luas lantaran keberhasilannya dalam memimpin salah satu surat kabar dikenal yaitu surat kabar Jawa Pos yang awalnya hanya koran tempat yang nyaris gulung tikar namun ditangan dinginnya sanggup menjadi koran nasional dengan angka penjualan yang sangat fantastis.
Dahlan Iskan lahir di Magetan, Jawa Timur, ludang kecepeh tepatnya di Desa Kebun Dalam Tegalarum, Kecamatan Bando, Magetan Jawa Timur tahun 1951. Dahlan Iskan tidak pernah tahu tepatnya tanggal dan bulan ia lahir, oleh lantaran itu hingga dikala ini tanggal yang dipakai sebagai tanggal kelahirannya ialah tanggal 17 Agustus 1951 sebagai hari kelahirannya lantaran tanggal tersebut ibarat kita ketahui merupakan tanggal kemerdekaan Indonesia. Selain itu juga mungkin ia ingin tersemangati dengan tanggal itu ibarat semangat para pejuang 45.
Masa Kecil Dahlan Iskan
Dahlan Iskan merupakan anak dari pasangan Mohammad Iskan dan Lisnah. Ia ialah anak ketiga dari empat bersaudara. Kakak dia yang pertama berjulukan Khosyatun, abang keduanya berjulukan Sofwati dan adik bungsunya berjulukan Zainuddin.
Orang renta dia bukanlah orang kaya, bahkan bisa dikatakan sangat miskin sekali. Dahlan dan saudara-saudaranya hidup dalam kesederhanaan. Kerasnya kehidupan telah menempa Dahlan kecil menjadi pribadi yang sangat tangguh. Sangat sering ia dan saudaranya merasa perih pada perutnya lantaran menahan lapar, jikalau rasa perih itu datang ia belitkan sarung di perutnya. Kemiskinan bukan berarti harus meminta-minta untuk dikasihani orang lain tetapi harus dihadapi dengan bekerja dan berusaha. Ayah dia pernah berkata “ Kemiskinan yang dijalani dengan sempurna akan mematangkan jiwa”. Begitulah prinsip hidup keluarga Dahlan Iskan.
Sewaktu kecil Dahlan Iskan hanya mempunyai baju satu pasang yaitu kaos dan celana dan juga satu sarung. Sarung dianggapnya sebagai baju serba guna bagi dahlan, dikala diberibadah ia menggunakan sarung, dikala baju dan celana nya dicuci ia gunakan sarung hingga pakaiannya kering, knorma dan moral tidur di malam hari ia gunakan sarung sebagai selimut. Knorma dan moral sekolah ia tak mempunyai sepatu. Saat itu jarak dari rumah dan sekolahnya cukup jauh puluhan kilometer, sehingga Dahlan dan saudaranya menempuhnya dengan berjalan kaki hingga merasakan lecet di telapak kaki lantaran tak bersepatu itu sudah biasa. Tetapi ia menyimpan cita-cita yaitu bisa mempunyai sepeda dan sepatu. (cerita ini bisa anda baca di buku “Sepatu Dahlan”)
Kisah Ayah dan Ibu Dahlan Iskan
Ayah dan Ibu Dahlan Iskan ialah sosok yang sangat bersahaja. Ayah dan ibunya merupakan pasangan yang harmonis, meskipun hidup serba kekurangan, ayah dan ibunda dia hampir tidak pernah bertengkar. Ada segelintir dongeng menarik wacana orang renta Dahlan. Di bersahabat rumah dia ada kebun pisang milik keluarga beliau, knorma dan moral itu daun pisang sedang lebat-lebatnya. Ibu Dahlan sangat bahagia melihat daun pisang yang lebat. Tanpa sepengetahuan istrinya, ayah Dahlan memangkas daun pisang yang lebat itu dan menjualnya ke pasar lantaran sedang butuh uang, sontak ibunya mengetahui, ia pun sangat murka dan terjadilah langgar verbal antara ayah dan ibunya. Itulah satu-satunya pertengkaran yang pernah terjadi di orang renta Dahlan Iskan.
Suatu knorma dan moral ibu Dahlan Iskan terserang penyakit yang menciptakan perutnya membesar. Karena keluarga dan orang desa tak punya biaya, mereka juga tak mengetahui itu penyakit apa. Akhirnya ibu Dahlan meninggal dunia lantaran penyakit yang dideritanya. Knorma dan moral sampaumur Dahlan Iskan gres mengetahui bahwa penyakit yang pernah diderita ibunya itu ialah homogen kista yang hanya dengan operasi sederhana bisa disembuhkan. Saat ini jikalau Dahlan mengingat itu, maka kecewa hatinya. Saat itulah Dahlan bertekad untuk menjadi orang pandai, kaya dan sukses. Agar tak terjadi lagi hal ibarat itu di kehidupan.
Karir dan Pendidikan Dahlan Iskan
Dahlan Iskan memulai pendidikannya di madrasah yang juga disebut sekolah rakyat (sekarang berjulukan sekolah dasar). Setelah tamat ia melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat pertama, kemudian ke sekolah aliyah setingkat SLTA.
Setelah tamat SLTA, Dahlan Iskan melanjutkan pendidikannya di fakultas aturan IAIN Sunan Ampel dan di Universitas 17 Agustus. Semasa kuliah ia gemar mengikuti kegiatan kemahasiswaan ibarat organisasi Pelajar Islam Indonesia dan ia juga bahagia menulis majalah mahasiswa dan koran mahasiswa ketidak seimbang untuk mengikuti kuliah. Karena kesenangannya itu kuliahnya jadi tak selesai.
Kemudian Dahlan Iskan pindah ke Samarinda, Kalimantan Timur, disana ia menumpang di rumah kakaknya yang paling tua. Disana ia menjadi reporter di sebuah surat kabar lokal. Dari situlah goresan pena Dahlan banyak yang meminatinya.
Tahun 1976, Dahlan kembali ke Surabaya dan bekerja sebagai wartawan majalah Tempo. Saat itu terjadi petaka yang bersejarah untuk dia yaitu tenggelamnya kapal Tampomas. Dahlan pun menulis wacana petaka tersebut dengan sepenuh hati dengan bahasa yang menggugah hati dan meletakkannya di Headline News Tempo. Tak disangka hasilnya sangat luar biasa, respon pembaca banyak yang suka dengan gaya tulisannya. Hal ini yang menciptakan pimpinan Tempo mempromosikan Dahlan menjadi kepala agen Tempo Jawa Timur.
Walau ia sudah bekerja dan menulis untuk Tempo, belakang layar ia juga menulis untuk koran lain ibarat Surabaya Post dan surat kabar mingguan ibarat Ekonomi Indonesia sebagai pelengkap penghasilannya. Hal ini pun diketahui oleh pimpinan Tempo dan Dahlan pun ditegur.
Dahlan Iskan dan Jawa Pos
Jawa Pos didirikan oleh The Chung Shen pada tanggal 1 Juli 1949. Saat itu The Chung Shen hanya seorang pegawai bab periklanan sebuah bioskop di Surabaya. Karena setiap harinya ia harus memasang iklan bioskop di surat kabar, usang kelamaan ia tertarik untuk menciptakan surat kabar sendiri. Setelah ia sukses dengan Jawa Pos, The Chung Shen mendirikan juga koran berbahasa Mandarin dan Belanda. Knorma dan moral koran-korannya yang lain sudah ludang kecepeh dulu pensiun. Maka knorma dan moral usia dia menginjak 80 tahun, The Chung Shen jadinya memutuskan untuk menjual Jawa Pos. Dia merasa tidak bisa lagi untuk mengurus perusahaannya, sementara ketiga orang anaknya ludang kecepeh dulu untuk menentukan tinggal di London, Inggris.
Saat itu terdengar bahwa Jawa Pos telah dibeli oleh Direktur Utama PT Grafiti Pers, Penerbit Tempo yaitu Eric Samola. Melihat prestasinya yang baik dan cita-cita dari Dahlan untuk berbuat ludang kecepeh, tahun 1982 ia dipromosikan menjadi pemimpin Koran Jawa Pos. Awalnya koran Jawa Pos berjulukan Java Post kemudian berganti nama menjadi Djawa Post dan berganti lagi menjadi Jawa Pos. Awalnya media masa atau koran Surabaya dikuasai oleh Surabaya Post dan Kompas. Tetapi knorma dan moral Dahlan Iskan ditunjuk menjadi pimpinan dari Jawa Pos, Jawa Pos hampir mengalami kebangkrutan lantaran kalah bersaing dengan media masa lainnya. Perputarannya saja hanya 6.800 eksemplar. Namun Dahlan tidak putus asa. Ia terus mencari logika untuk menyelamatkan Jawa Pos dari kebangkrutan.
Saat itu budaya membaca koran pada waktu sore hari. Melihat budaya ini munculah ide cemerlang Dahlan Iskan. Ia memutuskan semoga Jawa Pos untuk menerbitkan surat kabar di pagi hari. Ide ini di ungkapkan Dahlan semoga Jawa Pos seolah-olah sanggup memdiberikan diberita ludang kecepeh cepat daripada koran lain.
Namun tidak tiruana stafnya baiklah atas usulan Dahlan lantaran bertentangan dengan budaya masyarakat dalam membaca koran. Sore hari merupakan dikala santai, orang pulang kerja sembari santai dan membaca koran. Sedangkan pada pagi hari, banyak orang diburu waktu untuk kerja. Mana mungkin ada waktu untuk sekedar membaca koran. Bagaimana jikalau Jawa Pos tidak laris jikalau diterbitkan di pagi hari. Itulah argumen para staf yang menolak usulan Dahlan Iskan.
Namun meskipun banyak yang menolak usulannya, Dahlan tidak menyerah, justru menurutnya inilah kesempatan Jawa Pos. Saat surat kabar lain belum terbit, Jawa Pos menlampaui untuk terbit dan membagikannya ke masyarakat. Sehingga ini akan membentuk opini bahwa Jawa Pos ludang kecepeh cepat untuk meliput diberita dan ludang kecepeh cepat mengetahui diberita terbaru dibandingkan koran lain. Persoalan wacana kudang kecepeasaan membaca koran pada sore hari itu lambat laun sanggup diubah di pagi hari. Tentunya orang-orang akan ludang kecepeh bahagia jikalau ludang kecepeh cepat mengetahui wacana diberita yang terjadi di masyarakat ketidak seimbang yang terakhir tahu.
Akhirnya Jawa Pos pun terbit di pagi hari. Pada awalnya masyarakat terkejut knorma dan moral ada koran yang terbit di pagi hari. Tetapi dengan penuh kesabaran Dahlan dan timnya mengedukasi masyarakat untuk membaca koran pada pagi hari. Dahlan pun membentuk opini bahwa ludang kecepeh cepat untuk mengetahui diberita yang terbaru itu ludang kecepeh cerdas dan ludang kecepeh keren. Dalam hal ini bahkan Dahlan Iskan turun eksklusif untuk memasarkan korannya.
Pelan-pelan Jawa Posnya Dahlan Iskan pun membiasakan masyarakat semoga membaca koran di pagi hari. Menerbitkan koran di pagi hari, Jawa Pos nyaris tak ada saingan lantaran koran lain tetap terbit di sore hari. Akhirnya dalam kurun waktu lima tahun yakni tahun 1982 hingga 1987 Jawa Pos berhasil terbit dengan oplah 126.000 eksemplar. Omset Jawa Pos naik hingga 20 kali lipat dari omset ditahun pertama yaitu tahun 1982. Omset Jawa Pos mencapai 10,6 miliar. Dari surat kabar yang hampir gulung tikar, Dahlan Iskan bisa merubah Jawa Pos menjadi surat kabar yang spektakuler dan Jawa Pos di bawah kepemimpinannya berhasil merubah kudang kecepeasaan masyarakat dari membaca koran di sore hari menjadi di pagi hari.
Pada tahun 1993 knorma dan moral usia Dahlan sudah mencapai 42 tahun, Dahlan mengundurkan diri dari dingklik pimpinan redaksi dan pemimpin umum Jawa Pos lantaran ia ingin memdiberikan kesempatan untuk yang ludang kecepeh muda berkarya. Dahlan Iskan jadinya menentukan untuk konsentrasi membuatkan jaringan media Jawa Pos, yang awalnya hanya menerbitkan koran saja, kemudian Jawa Pos juga menciptakan majalah dan juga surat kabar untuk tempat lain. Jaringan ini dikenal dengan nama Jawa Pos News Network (JPNN). JPNN merupakan jaringan media terbesar yang ada di Indonesia dikala ini dengan memimpin 190 surat kabar, tabloid dan juga majalah serta mempunyai 40 percetakan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tahun 1997 Dahlan Iskan juga membangun gedung pencakar langit yang sangat dikenal di Kota Surabaya dengan nama Graha Pena. Gedung ini dijadikan sebagai pusat acara JPNN. Selain di Surabaya, Dahlan Iskan pun membangun gedung serupa di Jakarta lantaran Jakarta ialah ibukota Indonesia dan untuk ludang kecepeh mengukuhkan keberadaan JPNN di tanah air.
Dahlan Iskan juga melirik media elektronik dengan mendirikan stasiun TV lokal surabaya yakni JTV dan SBO, di Pekanbaru yaitu Riau TV, Batam yaitu Batam TV, FMTV di Makassar, PTV di Palembang, dan Parahyangan TV di Bandung dan di kota-kota lainnya yang jumlahnya mencapai 34 stasiun televisi lokal. Seperti pepatah yang diungkapkan dia “Jangan meletakkan tiruana telur di keranjang yang sama”, begitulah pepatah bisnis. Dahlan Iskan juga mempercayai pepatah itu. Ia mendiversifikasikan usahanya ke bisnis real estate dan hotel.
Bukan hanya itu, Dahlan Iskan juga mempunyai perusahaan yang berkaitan dengan listrik yaitu pembangkit listrik swasta PT. Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT. Prima Electric Power di Surabaya. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kelak mengapa ia ditunjuk menjadi Direktur Utama PLN.
Fangbian Iskan Corporindo (FIC)
Pada awal tahun 2009, Dahlan pun menaruh 'telur investasinya' di bidang industri komunikasi. Dahlan Iskan membangun Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang akan menghubungkan Surabaya - Indonesia dan Hong Kong dengan panjang serat optik hingga mencapai 4.300 KM. Proyek ini ada di dalam naungan Fangbian Iskan Corporindo (FIC) dengan Dahlan Iskan sebagai Komisarisnya.
Dahlan Menjadi Direktur Utama PLN
Kesuksesan dahlan Iskan yang sudah membuatkan Jawa Pos hingga terdengar oleh masyarakat seluruh negeri menciptakan tiruana orang kagum. Setiap dikala baik media cetak maupun media elektronik meliput keberhasilan sang raja media asal Jawa Timur ini sehingga Presiden SBY pun mengetahui kecerdasan Dahlan Iskan dalam memimpin JPNN. Knorma dan moral itu di Jakarta sangat sering mengalami byar-pet atau mati lampu. Masyarakat mengeluh lantaran alat elektroniknya banyak yang rusak tanggapan seringnya mati lampu. Dirut PLN knorma dan moral itu Fachri Mochtar pun banyak menerima kritikan lantaran PLN di bawah pimpinan dia tidak berjalan dengan baik. Oleh karenanya, presiden mentendang Fachri Mochtar dari dingklik kepemimpinan PLN dan menggantinya dengan Dahlan Iskan.
Keputusan presiden itu banyak menuai kontra dari banyak sekali pihak. Sehingga banyak orang yan mencibirnya dan tak segan menyampaikan “ Mana mungkin Dahlan Iskan yang hanya lulusan SLTA dan tidak lulus kuliah sanggup menjadi pimpinan PLN. Jangan disamakan PLN dengan Jawa Pos.” Dahlaln Iskan pun dengan santainya menjawaban “PLN ini tempat berkumpul orang-orang hebat, karyawan lulusan Sekolah Menengan Atas jurusan terhebat, Fisika, jurusan yang dianggap paling cerdik. Lalu, masuk fakultas teknik elektronik ITB, yang juga terhebat. Lulus ITB, diseleksi lagi masuk PLN oleh senior-senior yang hebat. Tak usah diragukan lagi, PLN merupakan kumpulan orang-orang terhebat dan tercerdik di negeri ini” “ Ya. Yang diharapkan dikala ini ialah insan terbelakang ibarat saya”.
Hari pertama Dahlan bekerja sebagai Dirut PLN, ia pun eksklusif menciptakan gebrakan sebagai diberikut:
- Bebas byar-pet se Indonesia dalam kurun waktu enam bulan
- Gerakan sehari sejuta sambungan listrik
- Pencabutan capping yaitu batas tarif listrik industri, sehingga ludang kecepeh adil dan akan menumbuhkan iklim investasi di Indonesia.
Selain program-program diatas. Dahlan pun membangun proyek-proyek besar untuk PLN ibarat membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Pada tahun sebelum kepemimpinan Dahlan Iskan, PLN cuma berhasil membangun PLTS di 5 pulau-pulau di Indonesia bab Timur yakni Pulau Banda, pulau Bunaken Manado, pulau Derawan Kalimantan Timur, pulau Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan pulau Citrawangan.
Fakta unik Dahlan Iskan dikala menjadi Dirut ialah sebagai diberikut :
- Setiap tanggal 17 setiap bulan yang tadinya diisi upacara, diganti dengan diskusi antara karyawan dan atasan.
- Dahlan Iskan juga menciptakan “CEO Note” sering juga disebut CEO Note Dahlan Iskan yaitu catatan yang sanggup menjembatani atasan dan bawahan. CEO Note Dahlan Iskan ini selalu diakhiri dengan kata-kata motivasi untuk ludang kecepeh maju dan sukses.
- Dahlan Iskan ludang kecepeh untuk menentukan menggunakan kendaraan beroda empat pribadinya daripada menggunakan kendaraan beroda empat dinas.
- Dahlan Iskan tidak pernah mengambil gajinya sebagai Dirut PLN dan tidak menikut merasakan rumah dinas.
Benar saja, dibawah kepemimpinan Dahlan Iskan yang penuh visi dan mempunyai etos kerja yang sangat tinggi, PLN mengalami banyak kemajuan. Seperti tidak sering lagi mengalami mati lampu dan pelayanannya menjadi ludang kecepeh profesional.
Dahlan Iskan menjabat sebagai Direktur Utama PLN hanya dua tahun saja lantaran pada tanggal 19 Oktober 2011, Presiden SBY menunjuk Dahlan Iskan untuk menikut merasakan dingklik Menteri BUMN menggantikan Mustafa Abubakar yang dikala itu sedang sakit. Sebenarnya Dahlan sangat berat meninggalkan PLN, lantaran banyak program-programnya yang belum tercapai dan visi yang ia bangun untuk mereformasi PLN masih sangat sedikit yang terwujud.
Dahlan Menjadi Menteri BUMN
Saat didaulat menjadi Menteri BUMN, ada satu pertanyaan yang ditujukan ke Dahlan Iskan, kurang ludang kecepeh pertanyaannya ibarat ini “BUMN merupakan forum yang sangat sering menjadi target empuk korupsi, bagaimana berdasarkan anda?” Menanggapi pertanyaan itu, Dahlan Iskan tersenyum sambil menjawaban “ Menurut saya, disini ada 10 % orang yang jujur dan ada 10 % orang yang tidak jujur. Sedangkan yang 80% berada di tengah-tengahnya, tergantung yang memimpin. Jika yang memimpin termasuk orang yang jujur maka yang 80% tadi ikut yang jujur sehingga yang jujur menjadi 90%. Sebaliknya jikalau pemimpinnya tidak jujur maka yang 80% juga ikut yang tidak jujur sehingga yang tidak jujur juga menjadi 90%. Kaprikornus kembali lagi ke pemimpinnya” Wow excellent. Jawaban yang sangat cerdas.
Semenjak menjadi menteri BUMN, Dahlan Iskan melaksanakan beberapa gerakan. Salah satunya ialah memmembersihkankan BUMN dari korupsi. Langkah awalnya ialah dengan memdiberi kriteria khusus dalam mengangkat CEO di perusahaan BUMN. Salah satu kriterianya ialah mempunyai integritas tinggi. Syarat lainnya ialah mempunyai ambisi untuk maju.
Dahlan tidak menyebut pintar sebagai kriteria utama lantaran tiruana orang sudah niscaya pandai. "Satu integritas yang baik, kenapa bukan kepandaian lantaran saya yakin tiruana orang itu pandai, yang kedua harus mempunyai ambisi cita-cita maju, banyak orang integritas tinggi tapi tidak punya antusias dan ambisi. Tapi ada juga antusias tidak integritas dia ibarat kuda liar," terang Dahlan.
Dahlan Iskan Dan Istrinya, Nafsiah Sabri
Nafsiah Sabri ialah perempuan yang dipilih Dahlan Iskan untuk menjadi istri dan ibu untuk anak-anaknya. Nafsiah merupakan perempuan yang solehah, pengertian, sabar, humoris, ceria dan mandiri. Hal itulah yang menciptakan Dahlan tak ragu menjatuhkan pilihannya pada perempuan itu.
Awal perjumpaan mereka ialah knorma dan moral bersama mengisi ceramah agama di salah satu radio di semarang. Saat itu Dahlan belum mengutarakan isi hatinya. Ia hanya berani memperlihatkan boncengan sepeda angin untuk Nafsiah dikala akan berangkat siaran radio. "Dulu saya cuma punya sepeda dan berangkat boncengan. Saya lihat tampaknya dia bisa untuk menjadi ibu yang hebat," kata Dahlan Iskan mengenang saat-saat masa pedekate dengan Nafsiah Sabri.
Pada tahun 1975 Dahlan Iskan yang dikala itu berusia 25 tahun dan Nafsiah Sabri berumur 22 tahun jadinya berkeluarga. Nafsiah Sabri ialah istri yang sangat mencintainya, penurut dan tidak banyak menuntut. Hal ini sangat tercermin dari Nafsiah yang mau dijadikan istrinya meskipun Dahlan belum punya apa-apa. Saat itu Dahlan Iskan hanya seorang reporter lepas, DO dari kuliah dan tidak punya penghasilan tetap dan juga belum punya tempat hunian. "Bahkan untuk kehidupan sehari-hari saja ludang kecepeh banyak dibantu dari penghasilan istri saya yang menjadi guru SD waktu itu. Knorma dan moral lahir anak pertama, Azrul Ananda kita bisa menyewa rumah yang ada kamarnya meskipun di gang yang sempit," jelasnya.
Dari ijab kabul Dahlan dan Nafsiah, mereka telah dikaruniai dua orang anak yakni Azrul Ananda dan Isna Fitriana. Meski hidup mereka dikala itu serba kekurangan akan tetapi Nafsiah tetap saja setia dan menyayangi Dahlan dengan sepenuh hati. Mulai dari Dahlan yang hanya seorang reporter lepas hingga dikala Dahlan menjadi seorang menteri BUMN, Nafsiah selalu setia menemani Dahlan bahkan dikala Dahlan ditransplatasi hati, Nafsiah jugalah yang mempersiapkan tiruana kebutuhannya. Sebagai seorang istri, Nafsiah 100 % mendukung karir Dahlan. Saat Dahlan harus turun ke jalan untuk menjual e-toll card, Nafsiah juga ikut membantu meski harus bergerah-gerahan menjajakan e-toll card.
Nafsiah ialah seorang ibu yang sangat sangat menguasai memasak. Dahlan Iskan sangat menyukai masakannya bahkan ia sering membanggakan dan memperlihatkan kuliner istrinya itu kepada para wartawan dan stafnya untuk ikut mencicipinya. Saat Dahlan pulang dari check up kesehatan di Singapura, Dahlan eksklusif pulang kerumah dan bersama stafnya ia menikmati kuliner istri tercintanya.
Mobil Listrik Dahlan Iskan
Setelah Dahlan sembuh dari penyakit sirosisnya, Dahlan Iskan seperti menemukan hidup yang baru. Beliau jadi benar-benar menghargai waktu ludang kecepeh yang didiberikan Allah SWT kepadanya. Apa yang dia lakukan sepenuhnya didedikasikan untuk kebaikan masyarakat luas. “Sebaik-baik insan ialah yang paling mempunyai kegunaan untuk insan lainnya.” Itulah prinsipnya. Saat Dahlan menjadi Dirut PLN, ia berprestasi sebaik-baiknya. Begitu juga knorma dan moral menjadi Menteri BUMN, Dahlan Iskan ingin mengabdi dengan sebaik-baiknya. Salah satu bentuk pengabdian dia pada Indonesia dan bentuk pengabdiannya kepada masyarakat ialah dengan memfasilitasi dan mendukung produksi kendaraan beroda empat nasional. Dahlan Iskan memang bukan orang pertama yang mendukung gerakan kendaraan beroda empat nasional, sebelum nya ada Joko Widodo dengan kendaraan beroda empat esemka dan dikala periode Soeharto juga ada kendaraan beroda empat Timor.
Dahlan beropini bahwa Indonesia merupakan negara besar dengan penduduk yang ludang kecepeh dari 200 juta jiwa, sayang sekali jikalau cuma menjadi konsumen termasuk konsumen mobil. Tetapi jikalau Indonesia ngotot memproduksi kendaraan beroda empat bensin maka sudah niscaya Indonesia akan kalah pasar dengan Jepang dan Korea. Akhirnya dipilihlah kendaraan beroda empat listrik yang belum seramai dengan kendaraan beroda empat bensin. Mobil listrik dipilih semoga kendaraan beroda empat yang akan didukung Dahlan Iskan sebagai kendaraan beroda empat nasional lantaran saingannya belum terlalu ramai, ramah lingkungan dan apabila diproduksi secara massal (apalagi produksinya di Indonesia) akan ludang kecepeh terjangkau harganya daripada kendaraan beroda empat bensin yang harus di impor..
Mobil listrik Dahlan yang pertama ialah Tuxuci. Tuxuci merupakan kendaraan beroda empat sport. Tuxuci dibentuk oleh Danet Suryatama yang merupakan salah satu Diaspora Indonesia (orang Indonesia yang tinggal di luar negeri tetapi telah kembali alias ‘pulang kampung’) yang pernah berkarir dibidang otomotif dan sangat cemerlang dibawah bendera Chrysler dan Mitsubishi. Tim yang menciptakan kendaraan beroda empat listrik Tuxuci ini didiberi nama “Putra Petir”.
Tuxuci sanggup menempuh jarak hingga 400 km atau 4 jam dengan baterai yang terisi penuh, untuk mengisi baterai hingga penuh butuh waktu hingga 6 jam. Tuxuci mempunyai kecepatan maximum 193 km/jam dan jarak jelajah hingga 200 mil atau 321,8 km untuk sekali charge. Tuxuci dibandrol cukup mahal yaitu dengan harga 3 miliar.
Namun sayang sekali dikala uji coba dari Solo menuju Surabaya,, Tuxuci mengalami rem blong dan menghantam tudang kecepeng di Magetan. Body Tuxuci mengalami rusak parah akan tetapi untungnya Dahlan Iskan yang mengemlugu dan norakannya selamat dan tidak mengalami luka. Meskipun demikian Dahlan Iskan tak patah arang. Ia tetap melanjutkan proyek kendaraan beroda empat listriknya. Bersama dengan “Putra Petir”, Dahlan menciptakan kendaraan beroda empat listrik kedua yang didiberi nama “Selo” yang dalam bahasa Jawa artinya Batu. Mobil listrik kedua ini masih berupa kendaraan beroda empat sport. Bedanya “Selo” tak menggunakan gearbox semoga ludang kecepeh irit beda dengan Tuxuci yang masih menggunakan gearbox. Jika kendaraan beroda empat Tuxuci dirancang oleh Danet Suryatama tetapi kendaraan beroda empat kedua dirancang oleh Ricky Elson. “Selo” ditawarkan dengan harga yang ludang kecepeh murah daripada penlampaunya yakni 1,5 miliar namun bisa menjadi 300 jutaan jikalau diproduksi massal. Rencananya “Selo” akan dipamerkan di ajang KTT Asean di Bali bulan Oktober 2013.
Itu tadi teman telah kita simak bahu-membahu ulasan wacana biografi Dahlan Iskan tertidak ada yang kurang. Semoga artikel ini sanggup mempunyai kegunaan dan sanggup menjadi sumber wangsit teman tiruana. Sampai jumpa dan salam sukses.
Advertisement